Peta itu bohong ! Masih mau bertahan ?

Percayakah kalau peta itu bohong?
Apa yang membuktikan peta itu berbohong ?
Bagaimana solusi atas kebohongan peta?

Gak ada yang sempurna di dunia ini, sekalipun itu peta yang dibuat dengan segala perhitungannya yang (juga tidak) sempurna.
Ada alasan kenapa kamu percaya bahwa peta itu bohong?
Saya mahasiswi prodi kartografi dan penginderaan jauh, yang sering kali berkutat dengan peta, pemrosesan data, proyeksi peta, pembuata peta, penyajian peta, semuanya. dan saya berani mengatakan bahwa peta itu bohong.

Alasan pertama :
Bumi itu berbentuk 3 dimensi , tapi dipetakan dalam bidang dua dimensi.
Pasti ada yang berubah! tidak mungkin tidak. Posisi, jarak, bentuk, pasti ada yang berbeda, ya walaupun ada salah satu yang dipertahankan, tapi tetap aja ada distrosi, tetep aja dia bohong tentang hal-hal yang tidak dipertahankannya. Jadi peta itu bohong.

Alasan kedua :
Bumi itu sangat luas, tapi meta menyajikannya dengan sebidang kecil
Pasti ada yang dihilangin ! masa dari sebesar gitu jadi sekecil peta ! kalian gak curiga ?
Bahkan bumi yang dipetakan pada peta itu menampung kamu untuk bertempat tinggal tapi peta yang kalian bawa itu bahkan tidak bisa menjadi alas tempat tidur yang menopang tubuh kamu. masih yakin peta itu bener?

Alasan ketiga :
Bumi itu kompleks tapi peta itu sederhana 
pasti ada yang dirubah ! informasinya bener gak nih ? 
pernah liat peta ? lihatkan bagaimana sederhananya tampilan dimuka peta? 
coba deh liat bumi kamu, liat sekeliling kamu, sesederhana peta kah ?
Jelas tidak ! masih gak percaya peta itu bohong?

Permasalahan - permasalahan tentang peta diatas tentu saja ditemukan pada seluruh peta didunia ini, bagaimana tidak,  prinsip pembuatan peta hampir sama, paling proyeksinya yang berbeda, sehingga menentukan distorsi (kesalahan) pada daerah yang dipetakan itu besar atau bisa diminimalisir. setidaknya salaupun kecil, suatu peta pasti memiliki distorsi. Lalu, kenapa saya masih bertahan di prodi yang mempelajari tentang peta ? Karna disetiap permasalahan pasti ada solusi :)

Solusi pertama :
Transformasi bumi yang berbentuk tiga dimensi menjadi dua dimensi dengan menggunakan proyeksi peta. Hai ! proyeksi peta ini harus jadi modal utama kalau mau memetakan suatu daerah. Dimanapun daerahnya dibumi ini, pasti gak akan ada yang datar datar aja dan berbentuk dua dimensi. Jadi kamu perlu proyeksi peta untuk mentransformasikannya :) 

Solusi kedua :
Skala. Pakai perbandingan ! anggap aja kalau digambar dikertas panjangnya jadi 1 cm tapi menyajikan informasi kenampakan bumi 5 km, nah ! bisa kan :)

Solusi ketiga :
Simbolisasi dan generalisasi. "Kalau masih belum bisa menjelaskan secara sederhana, maka kamu belum berhasil untuk memehaminya" pernah denger quote kaya gitu ? saya setuju. sesuatu itu memang tak pernah sesederhana yang terlihat atau yang di perlihatkan, tapi jika sederhana saja tidak dimengerti, bagaimana mau memperlihatkan yang lebih rumit? Kalau yang tertera dibumi rumit, ya sajikanlah dengan simbol simbol yang lebih sederhana pada peta agar lebih mudah dimengerti.
Gakpapa peta itu gak bener banget, yang pasti dengan peta kamu bisa melihat bumi dengan sederhana :) karna bahagia itu sederhana :)

Kalau mau sempurna ya Tuhan :) bahkan ciptaan yang Maha sempurna saja tidak ada yang sempurna. Walaupun tak sempurna, peta mempermudah untuk melihat, menganalisis, membatasi, menerangkan, menyajikan, mengambil keputusan, dan lain sebagainya tentang daerah yang dipetakan, dan saya ingin mempelajari itu semua, oleh karena itu saya bertahan :)
selamat mempelajari bumi, selamat memahami peta, selamat menyelami lautan ilmu :)

#RangkumanKuliahRepresentasiDatadanSemiologi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini adalah tulisan spontan

Antara Sepeda dan Yogyakarta "bangkitkan (lagi) semangat SEGO SEGAWE"

Review Indomie Goreng “Mie Goreng Aceh”