What if - Review film "SITI" (SPOILER ALERT)


Bagaimana jika yang selama ini kau pertahankan malah membuangmu?
Bagaimana jika semua yang telah kau perjuangkan berakhir dengan pelepasan?
Bagaimana jika semua yang kau yakini akan membuatmu bahagia, justru menyumbangkan perih luka yang sangat lara?
Bagaimana jika kau membuat pilihan dan ternyata akan berakhir sama saja seperti tak ada pilihan?
Bagaimana jika benar-benar terjadi?
Bagaimana jika itu ----


Mungkin ini yang namanya penghianatan, bukan itu bukan penghianatan. sama sekali bukan.
Jujur, pertama kali nonton film ini, feelnya kena banget!
sial ..
film yang di sutradarai oleh mas Eddie Cahyono berhasil membuat saya pribadi meleleh, memberontak, memikirkan kembali arti penantian, merenungkan lagi arti pengorbanan. 

Film ini dikemas secara apik dengan latar hitam putih.
Hal tersebut mendukung penyampaian detail cerita yang ingin diutarakan. 

Film ini menceritakan tentang siti, suaminya, harapannya, bagas, gatot, karaoke, potensi prostitusi, parangteritis, dan putus asa. 
Siti di paksa tidak memiliki pilihan lain.
Tidak memiliki jalan lain.
(nyesek banget dah si siti)

Ada yang belum pernan nonton film nya?
ini deh sedikit cuplikan ceritanya :

Siti, seorang perempuan yang hidup bersama suami, anak, dan mertuanya.
Ia di tinggal suaminya, bukan meninggal, tapi suaminya tak bisa lagi berjalan setelah kecelakaan kapal saat melaut. Ditambah suaminya tidak mau berkata sepatah katapun kepada siti setelah mengetahui siti bekerja di tempat karaoke.

Siang hari siti membantu mertuanya berjualan keripik di pantai, namun hal itu tentu saja tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. Apalagi suaminya masih memiliki utang yang dulu digunakannya untuk membuat kapal yang akhirnya membuatya kecelakaan. Anaknya, Bagas, yang baru masuk kelas 1 SD pun butuh biaya untuk bersekolah. 

Siti mengambil risiko untuk bekerja di tempat karaoke. Niat yang bulat untuk membayar hutang suaminya. Seringkali ia ditagih utang hingga dikejar sampai rumah. Suaminya tidak berbicara sedikitun terhadapnya. mendiamkannya dalam seribu bahasa, namun siti tetap mengurus suaminya. menyuapinya makan, memandikannya, menggantikan bajunya. Semuanya siti lakukan demi menjaga suaminya. 

Ditempat kerjanya, siti dilirik oleh seorang polisi yang bernama Gatot, godaan demi gedoaanpun menghadang, Gatot menawarkan kesempurnaan yang tidak diberikan suaminya lagi. Gatot memberikan kepuasan yang tak mampu dilakukan suaminya. Gatot menyumbangkan rasa nyaman. Entahlah, mungkin hanya sesaat, atau mungkin hanya tipu muslihat? siti risau, ia gelisah, ia hanya memikirkan suaminya dan utang suaminya ketika melihat Gatot. 

Dan pada akhirnya siti meminjam uang kepada Gatot karena tenggat utangnya tinggal menghitung jam. Gatot memberikan segalanya, siti pun diajak menikah oleh Gatot, sungguh, pilihan yang sulit. Siti yakin dalam hatinya untuk mempertahankan Bagus, suaminya, namun realitanya tak sedikitpun suaminya itu membuka dirinya lagi untuk Siti.

Malam itu, saat Gatot merubah segalanya, Siti pulang kerumah dengan keadaan mabuk. Mabuk parah, disepanjang perjalanan terlihat betapa tersiksanya ia dengan beban-beban yang menggelantung dipundaknya, dipikiranya. 
ia diantarkan kedua temannya sampai rumah, Sri dan Wati. kedua teman yang juga sama-sama bekerja di tempat keraoke. 
Malam itu, sebelum tidur, ia berbaring disamping suaminya, ia meringkuk, mendekap suaminya, bercerita tentang kegundahannya, dan ternyata, jawaban yang ia dapatkan sungguh, setelah sekian lama suaminya itu terdiam. 

"mas, aku sudah dapat uang untuk bayar utang kapal, dari mas Gatot, tadi dia ngajak aku nikah mas"
--terdiam sejenak--
"lungo o ti, lungo (Pergilah ti, pergi)"
--bingung kaget--
"Asu, asu koe mas. asuu"
--Siti pasrah, ia tak tau arah, di hadapan ombak, ia menyerah--

Yak, seperti itulah sedikit cuplikan ceritanya, filmnya lebih seru, jangan ditanya. haha
Film ini pakai bahasa jawa sih, tapi translatenya bahasa inggris kok. hehe
sosok Bagas, anaknya siti, disini menjadi pemecah suasana, lucu banget anaknya, penghibur lara sekali untuk permasalahan hidup siti. 
film ini dikemas apik. se-apik-apiknya
nyesek !!
wajib nonton lah ya,

FYI film ini tidak ditayangkan di bioskop, ku saja nonton film ini dari acara "movieland" nya anak ciko UMY di TBY.. saat film ini ku tonton, film itu untuk ketiga kalinya diputarkan di daerah Jogja, selamat berburu film ini yak.. 



Sudut ruang yang tidak sepengap kehidupan siti- Rosyita Alifiya






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini adalah tulisan spontan

Antara Sepeda dan Yogyakarta "bangkitkan (lagi) semangat SEGO SEGAWE"

Review Indomie Goreng “Mie Goreng Aceh”