Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kamu akan mengerti

Hingga nanti saatnya tiba, kamu akan mengerti. Dulu mah mikirnya hidup itu serba gampang, tinggal ngejalanin aja, uang langsung datang, udah. Hidup lancar. Tapi semakin lama ternyata hidup semakin keras. Tapi aku bersyukur, masih terlahir dalam keadaan normal yang tidak membutuhkan selang untuk bernafas, yang masih dapat menggunakan kaki sendiri untuk berlari, yang masih bisa makan dengan tangan, yang masih bisa mendengar perkataan baik kasar maupun halus, yang masih bisa melihat bahwa pelangi memiliki banyak warna. Aku masih bersyukur hidup di negara yang damai tanpa perang, hidup ditengah keluarga yang masih ada dan masih saling menjaga, dikelilingi teman yang menghibur dikala sedih, masih bisa tidur dikamar yang nyaman, masih bisa berhubungan via telepon dengan orang tua jika rindu. Dan kadang aku lupa untuk bersyukur. Kadang hariku masih serat akan keluhan-keluhan yang kini aku sesali, kan, bahkan aku menyesal. Aku, masih saja angkuh, masih saja terkadang tidak melak...

Bukan Maksudku

Bercandaku keterlaluan, ya? Buktinya aku kehilanganmu. Belum bisa dikatakan lama dan tidak dapat pula dikatakan sebentar. Apanya ? Masa kenalku denganmu. Seseorang yang awalnya kutatap sinis, yang awalnya ingin ku jauhi, yang awalnya tak ku pedulikan. Memang aneh ya, bisa-bisa nya ada rasa yang beda 180 derajat dari awal aku kenal kamu. Ah, memang Tuhan itu Maha Membolakbalikkan hati. Setelah pernah mata kita saling menatap dan saling menjauh secara bersamaan. Tapi sebenarnya bukan itu sih titik balik perasaan ini. Entah dimana titik itu kurasakan. Aku tu orangnya aneh, egois, blak-blakan, becandanya ga bisa dikontrol. Lha kamu ? sebenernya sama sih, tapi lebih egois aku sepertinya. Aku, yang sebagai seorang wanita menganggap bahwa lelaki itu sudah seharusnya kuat, sudah seharusnya tahan banting, sudah seharusnya menjadi tempat bermanja-manja, sudah seharusnya mengerti perempuan, sudah seharusnya menjadi tempat mengadu bagi perempuan. Ah, aku terlalu perempuan. Ta...

Pengorbanan dan Mengikhlaskan

Nama kamu selalu ada didalam setiap doaku. Aku, tidak berharap namaku ada dalam doamu saat ini. Namun aku mensemogakan suatu saat kita ada dalam satu doa yang sama. “Kamu tolong dong ngertiin aku, kamu tuh lebih mentingin kerjaan kamu di banding aku, selalu seperti itu, mas” “Sabar sayang, sebentar lagi juga selesai pekerjaannya” “Satu minggu lalu kamu juga bilang kayak gitu mas, tapi apa ? sampai sekarang kamu gaada waktu buat aku, bahkan untuk ngabarin aku pun kamu ndak bisa” “ya nanti mas ....” Tut tut tut tut tut Sinta, nama itu yang lima tahun belakangan ini mengisi hari-hariku, entah itu marah, perhatian, kesal, rindu, dan apapun dapat terjadi antara kami. Hari ini terulang lagi, dia marah denganku yang lebih mengutamakan pekerjaanku dibandingkan dia. Mau bagaimana lagi, kerjaan ini akan semakin menumpuk jika tidak diselesaikan. Tapi, yang membuat aku sedih adalah, saat dia menelpon tadi, aku mendengar suaranya bergetar, seperti menahan tangisan. Aku benci meli...