Second year, Anambas !
From this (2017) To this (2022)
Oktober 2017 seorang teman mengirimkan sebuah foto yang memiliki latar belakang tempat di Kabupaten Kepulauan Anambas seperti yang ada di chat pada gambar pertama (from this), dan di chat itu saya membalasnya "jadi pingin ke anambas." Ucapan adalah doa, ya ? Tuhan mengabulkan ucapan tersebut dan mengizinkan saya untuk menginjakkan kaki di Anambas lima tahun kemudian (walaupun berbeda niat yang dikabulkan, niat liburan ternyata diberikan kerja di sini). Februari 2022 pertama kali saya mengijakkan kaki di Anambas, foto kedua (to this) itu adalah foto kejernihan air Anambas yang saya ambil sendiri. Wah, lucu ya bagaimana semesta bekerja di bawah kehendak Yang Maha Kuasa.
Kabupaten Kepulauan Anambas ini terdiri atas banyak pulau, jadi mayoritas transportasi menggunakan transportasi laut seperti pompong, feri, roro, ataupun kapal besar. Pusat pemerintahannya ada di Pulau Siantan, kalau menurutku pusat ekonominya di Tarempa, Letung, dan Palmatak. Tempatku sendiri di Tarempa, jadi dekat dengan pusat perekonomian dan terbilang ramai dibandingkan tempat lain di Anambas. Transportasi untuk mencapai anambas bisa via udara dan via laut. Saat ini via udara bisa ditempuh dari Batam dan Tanjung Pinang ke Bandara Letung yang ada di Pulau Jemaja (dulu pernah bandara medco yang di Pulau Matak dibuka untuk umum, tapi semenjak covid tutup sampai sekarang). Jenis pesawatnya pesawat ATR gitu yang kecil dan baling-balingnya kelihatan, lebih terasa dan lebih dag dig dug ser ya kalau ada turbulensi. Jadwal pesawatnya tidak setiap hari sekarang, pesawat dari Batam ada hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu menggunakan maskapai Wings Air, dan pesawat dari Tanjung Pinang ada pada hari Kamis menggunakan maskapai Susi Air. Perjalanan via laut dari Batam atau Tanjung Pinang juga bisa naik kapal besar dan feri, kapal besar seperti Sabuk Nusantara dan Bukit Raya, sedangkan feri seperti VOC/Seven Star.
Kerja di mana sih di Anambas ? Jadi, Anambas itu hampir semua perairannya masuk dalam kawasan konservasi perairan nasional, nah kawasan konservasi itu di kelola sama LKKPN Pekanbaru di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan, termasuklah aku salah satunya. Oke, balik lagi ke cerita tentang Anambas. Kalau dilihat lagi ke belakang, dua tahun ini aku udah keliling kemana aja dan sudah ngapain aja di Anambas ? Sejujurnya kalau keliling tu paling ya karena kerjaan aja, bukan yang bener-bener nyoba pompong lokal terus beneran yang niat jalan-jalan gitu. Hm, udah ke Letung, Pulau Rengek, Pulau Temawan, Pulau Penyali, Pulau Tenggiling, Palmatak, Nyamuk, Batu Belah, keliling Siantan, Kiabu, Pulau Telaga, Pulau Lingai. Banyak juga ya ternyata. Tapi ya kerjaan semua itu wkwk. Udah ngapain aja ? udah pindah tempat tinggal dua kali wkwk, karena memang cari rumah yang nyaman susah susah gampang di sini. Sejujurnya aku gak buat perencanaan sih tahun keberapa mau ngapain di Anambas ini, sejauh ini masih let it flow aja, karena awalnya mikir aku gak tahu mau berapa lama di sini, tapi kok sekarang rasanya semakin gaada arah dan pingin bikin perencanaan setidaknya dalam rentang waktu per tahun. Coba aja kali yaa, perencanaan ke diri sendiri, rencana kerjaan, rencana belajar, rencana menjelajah Anambas (?)
Tinggal di daerah kepulauan tentu aja yang paling menantang adalah transportasinya pake transportasi laut. Sebenrnya karena kebiasaan sih, aku udah terbiasa dengan daratan selama ini, bisa berkendara secara bebas kemana mana sendiri, kalau naik pompong atau speed kan gabisa yang bawa kendaraan sendiri. Hal menantang lainnya adalah keterbatasan, sebenernya di Tarempa sudah lumayan lengkap, banyak jajanan, ada tempat gym, perpustakaan, penduduk rame. Terbatasnya di mana ? di pilihan, kalau bingung mau makan apa di sini harap maklum aja, terus kalau mau keluar pulau pilihannya cuma feri, pelni, pesawat, nah kalau udah masuk musim utara yang mana angin kencang, gelombang tinggi, udahlah siap-siap aja gabisa keluar Anambas karena gaada transportasi yang berani jalan. Karena keterbatasan transportasi itulah kadang bahan makanan dan bahan bakar bisa putus alias ga masuk Anambas (tapi kalau ini sebenernya ada juga faktor karena panik buying atau ditumpuk atau permainan pasar juga sih), kalau udah putus gitu ya tinggal menikmati yang ada di Anambas aja udah. Hehe, hidup itu juga tentang menikmati dan mensyukuri apa yang dimiliki kan ya ?
Sebenarnya ada lagi hal menantang, tentang persampahan yang kadang manusia mau gampangnya aja jadi dibuang langsung ke laut, pemandangan sampah di laut masih jadi hal yang belum bisa dituntaskan. Tapi semoga suatu saat dan secepatnya bisa berkurang terus dan bisa sadar sepenuhnya untuk ga buang sampah sembarangan ya, syukur-syukur bisa ngurangi sampah dan menekan banget keberadaan sampah, Aamiin. Oiya ada hal lain lagi, kalau di sini jangan pernah bayar pake uang koin yaa, karena pada ga bisa bayar pake uang koin gitu, kayaknya itu kesepakatan pasar di sini deh. Tapi di beberapa warung bisa bayar pake Qris dan transfer kok, itu memudahkan banget sih. Terus di Anambas di beberapa tempat makan juga bisa dianterin ke tempat kita, jadi no gofood no worries, haha.
Sisi lain Anambas yang bikin betah selain adanya temen-temen adalah pemandangan laut yang wah bagus banget, dan itu bisa dipandang dan didatangi secara cepat karena emang sedeket itu, cakep parah apalagi kalau cerah. Dulu waktu gym pemandangannya ruko sebelah dan kendaraan lalu lalang di jalan, sekarang ada juga sih pemandangan gitu tapi ada tambahannya yaitu laut dan yang lalu lalang di laut, bisa olahraga kalau capek bisa istirahat liat laut, wahh, nikmatnya. Pemandangan mungkin memang itu-itu aja lautnya, tapi apa yang terjadi di laut itu yang membuatnya spesial, kadang cerah kayak kristal, pernah juga air laut tenang banget beneran sedikit gelombang dan aku baru kali itu lihat laut setenang itu, sering juga ga tentu karena panas tiba-tiba hujan adalah hal biasa, kadang laut sampe ga keliatan karena hujan seputih itu, macem-macem deh, cakep kali ya kayaknya kalau aku foto tiap hari karena beda-beda. Apalagi pemandangan bawah lautnya, wahh gokil sih, dari atas beneran sekelihatan itu, apalagi snorkling, apalagi diving, wahh masyaAllah sekali. Aku sampe pernah batin kediri sendiri suatu saat aku pasti kangen pemandangan yang kayak gini walaupun gatau kapan akan kangen tapi tapi yang aku yakini seperti itu. Sekian cerita tentang Anambas! Aku kasih intip beberapa foto di Anambas ya, mana tahu tertarik.
Komentar
Posting Komentar