Resensi Buku "Rantau 1 Muara", man saara ala darbi washala. Karena sesuatu pasti punya waktu :)

sumber gambar : http://www.goodreads.com/book/show/17382725-rantau-1-muara

Judul : Rantau 1 Muara
Penulis : A. Fuadi
Edisi : 2013
Cetakan : Pertama
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9473-6

Bagaikan sihir
"man saara ala darbi washala"
"siapa yang berjalan dijalannya akan sampai ditujuan"
Mantra ketiga dari buku ketiga trilogi negeri 5 menara secara langsung dan tidak langsung ada disetiap hembusan kalimatnya mas fuadi dalam buku rantau 1 muara.

Jadilah pemberani melawan rasa takutmu sendiri
Takkan abadi segala suka dan lara
Takkan kekal segala sengsara serta sejahtera
Merantaulah.
Gapailah setinggi-tingginya impianmu
(adaptasi bait syair Imam Syafii, 767-820 M)

Banyak setting tempat yang digunakan 46 chapter pada dibuku ini. 1/2 Benua yang ada didunia telah dijelajahi dalam satu kemasan apik. Bahkan ada satu bab yang berkaitan dengan cerita pada buku keduanya "ranah 3 warna".

Pada buku ini, sudut pandang Alif Fikri telah menjelma menjadi seseorang dewasa yang memiliki pemikiran kritis tentang hidup dan menimbang segala risiko kehidupan dengan segala kewajiban yang menjadi tanggungannya. Berbeda dengan sudut pandang yang dimilikinya pada buku pertama "Negeri 5 Menara" yang menggambarkan sosok alif dengan anak yang baru lulus SMP dan dilema tetang kehidupan SMAnya. Sisi lain yang Alif miliki pada buku ini adalah ia lemah dalam membaca "kode" dari perempuan yang ia sering menyebutkan pembelaan pada dirinya sendiri "aku bukan cenayang".

Setting waktu yang digunakan adalah dari akhir tahun 90' an hingga awal abad 21. Terdapat didalamnya saat-saat dimana di Indonesia tercekik oleh krisi ekonomi dan bayang-bayang rezim kuasa presiden yang telah menjabat selama 32 tahun hingga pengalamannya menghadapi peristiwa 9-11 tahun 2001.

Banyak hal yang terjadi pada buku terakhir dari triloginya. Mulai dari wisuda, hijrah ke Jakarta, reformasi, menjadi wartawan di Jakarta, mendapatkan beasiswa di Amerika, merayu calon mertua, mendapatkan istri di tahun pertamanya kuliah di Amerika, bekerja, kuliah, menjadi suami di negri orang. menjadi wartawan di Amerika, Bertemu dengan teman satu pondok di Inggris, kedatangan dan kehilangan seseorang, hingga bermuara di pangkuan ibu pertiwi. Pembagian bab yang banyak, membuat setiap babnya tidak terlalu detail di bahas. Terkadang merasa kurang puas dengan cerita yang sedikit dan memiliki kesan terburu-buru disetiap chapternya.

Saya pribadi berhasil dibuat mas fuadi untuk membayangkan bagaimana masa reformasi terjadi. Diajak membayangkan panasnya MU melawan Bayern Munich di final Piala Champions 1999 dan mengambil pelajaran dari cerita tersebut bahwa perjuangan tidak boleh berakhir, bahkan ketika semuanya tampak akan gagal.Sebuah konsistensi mengalahkan ketidakmungkinan. Mas fuadi juga membuat saya membasahi muka saya dengan air mata disaat membayangkan peristiwa hancurnya WTC tahun 2001. Sampai banjir euy, terisak-isak pula ditambah bumbu bahwa pencarian Mas Garuda(salah satu tokoh didalam cerita) berakhir dengan keikhlasan melepas. Ah sial.. Bahkan pedih sekali hanya untuk mengingatnya.

Buku ini juga menawarkan banyak pengalamannya Alif Fikri menjadi wartawan dari dalam hingga melanglangbuana diluar negri. Teruntuk kamu yang mau mengambil pengalaman dan pembelajaran tentang menjadi wartawan, bisa secara langsung dan gak langsung dari buku ini :) Ahh jadi ingin mengikuti jejaknya mas Alif Fikri menjadi wartawan sampai berkelana gitu. Bismillah.. Bagi kamu yang mau melamar seseorang juga ada sedikit tips nya disini secara gak langsung. haha

Buat kamu yang penasaran gimana cerita lengkapnya, baca aja bukunya. hehe, memang sudah agak lama sih, tapi gak ada kata terlambat kok. haha. Selamat membaca, Selamat mengambil makna cerita.

Bertualanglah sejauh mata memandang
Mengayuhlah sejauh lautan terbentang
Bergurulah sejauh alam terkembang

Salam penuh harapan untuk kebaikan, Rosyita Alifiya..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini adalah tulisan spontan

Antara Sepeda dan Yogyakarta "bangkitkan (lagi) semangat SEGO SEGAWE"

Review Indomie Goreng “Mie Goreng Aceh”