KKN PPM UGM vibes


Tulisan kali ini ringan saja, ya ? hehe. Mungkin lebih tepatnya ingin berbagi cerita tentang segelintir cerita KKN saya dan segelintir cerita yang saya dapatkan dari tim KKN lainnya. Segelintir lho yha, kalau semuanya ntar bisa jadi buku, haha, insyaAllah bakal ada lagi cerita lainnya deh di tulisan saya yang lain. Aamiin.
Foto bersama tim KKN dan tim sebelumnya sesaat sebelum keberangkatan
Saat itu awal tahun 2017, saya memasuki semester 6 diperkuliahan. Awal tahun itu merupakan awal tahun yang sangat hm banget, banyak sekali ceritanya, mulai dari awal yang baru hingga akhir suatu hubungan. Haha, tapi fokus ke KKN saja ya. Saya memang berniat untuk melakukan KKN antar semester yang biasanya dilakukan saat libur peralihan semester 6 ke 7 karena kalau ambil KKN dalam semester itu akan bertabrakan dengan jadwal perkuliahan saya. Dari awal tahun itu, sudah banyak tim pengusul yang mengajukan tempat ke LPPM dan banyak pula yang sudah membuka open dan close recruitment untuk anggota tim KKN.

Dan saya ? saya merasa sangat selo banget tentang KKN karena memilih tidak ikut oprec-oprec gitu, soalnya saya punya tanggungjawab di kepengurusan suatu organisasi, dan semester itupun ada kuliah lapangan prodi yang juga menyita banyak perhatian, dan menurut saya mengambil keputusan itu sudah yang paling baik yang bisa saya lakukan. dan sebenernya ada plus minusnya untuk bergabung saat oprec atau manut saja sama LPPM, kalau udah ikut oprec, kita ikut dinamika dalam satu tim dari awal yang membuat jadi lebih kenal dan lebih intim, dan ketika manut saja ya pertama kita masih ngambang belum tentu dimana akan ditempatkan dan belum kenal sama temen satu tim dan belum tau bagaimana penerimaan tim terhadap saya. Saya memilih untuk ikut plotingan LPPM aja dengan segala konsekuensinya, tanggal berapa gitu disuruh milih tempat yang kita mau, yang ikut plottingan udah tentu dapet tempat itu, dan orang seperti saya yang hanya ikut plotingan gini bisa dapet tempat yang dipilih itu atau bisa saja terdampar ditempat yang lain. Inilah permulaan saya.

Awal Mula

Pemilihan tempat KKN saat itu sudah mulai, dan Cuma boleh ganti tempat satu kali saja gitu. Terus saya bener-bener mikir mau KKN dimana ya, ternyata ketakutan terdampar di tempat yang tidak kita pilih ada juga, haha. Saya bacain tuh satu-satu pilihan yang ada, disitu ada informasi tempatnya gitu bahkan sampe desa yang ditempati, terus ada informasi temanya apa, dosen lapangannya siapa, dan yang dibutuhkan tim serta yang sudah daftar tim tersebut ada berapa juga ada infonya. Jadilah saya menghitung peluang saya bisa keterima di tim itu berapa besar, saya juga memilih tempatnya itu saya searching dulu di google map itu tempatnya seberapa jauh dan lingkungan sekitarnya bagaimana.

Dan, sampailah saya di satu pilihan tempat yang mendapatkan perhatian lebih saya. KKN PPM NAD 02 di Desa Jaboi, Sabang. Sabang. Tempat yang dari dulu ingin sekali saya kunjungi. Terus yaudah deh saya mulai analisis saya. Ternyata tidak seyakin itu dikesempatan pertama buka-buka informasi karena saya tidak tau informasi siapa aja anak geografi yang sudah mendaftar disana, karena tidak memungkiri bahwa satu tim itu seharusnya komposisi klusternya seimbang.

Saya mencatat semua tim yang punya peluang tinggi untuk saya masuki. Hehe. Tapi sebenernya yang paling klik di hati ya itu di Jaboi itu. Saya konsultasi dengan orang tua saya, memohon ridho mereka untuk dibolehkan memilih di Sabang yang jauh itu. Dan dengan banyak pertimbangan saya akhirnya memilih Jaboi dan pasrah atas semua hasil yang mungkin terjadi. Haha, kemungkinan terdampar dilokasi Yogyakarta dan sekitarnya sudah ada didepan mata. Kalau saya tidak diterima oleh tim Jaboi, saya akan di tempatkan secara random. Bismillah.

Destiny ?

Taraaaaa, dan saat pengumuman penempatan KKN saya deg-degan banget dong, ternyata alhamdulillah keterima di Jaboi, Sabang. Hwaa, kaget, bersyukur, takut, seneng, campur aduk, haha. Gila, dulu saya pernah nulis pingin banget ke Sabang dan dikabulkan sama Allah. Alhamdulillah. Tau gak sih, awalnya ada rasa takut tentang bagaimana penerimaan dari tim KKN ku ini (eaaaa udah masuk tim dong), dari total semuanya, Cuma ada 2 orang yang diterima saat plotingan, sisanya sudah booking dari oprec dan closrec. Ternyataa ketakutan saya berlebihan gaes, memang awalnya ya merasa asing gitu karena baru masuk jadi bagian gitu kan, tapi over all ya fine fine ajaahhh, Alhamdulillah, so glad.

Buka pengumuman sambal deg-degan banget, alhamdulillah

Mulai deh aktivitas KKN dari sebelum berangkat, mulai dari kumpul kordinasi, jualan buat danusan, kumpul kluster, kumpul buat fix-in program, dan kumpul lain-lainnya. Jadi saat itu masih UAS dan pelepasannya pas banget setelah UAS hari terakhir dan berangkatnya satu hari setelah UAS, ya besoknya banget. Haha. Ya bisa bayangin dong persiapannya gimana, saya sih ya gitu, ga rempong-rempong amat, siang berangkat, paginya baru packing. Dan pada saat itu lagi puasa, haha. Yoi cuuuy, berangkat saat puasa, lebaran disana, dan baru pulang ke Jogja lagi agustus. Dah kebayang lah tuh kan lebaran di rantauan jauh ditempat yang belum dikenal sebelumnya. Berat sih, tapi asik, maksudnya, jarang-jarang aja gitu, dan saya merasa beruntung. Pasalnya, kebudayaan suatu daerah pada saat puasa dan lebaran pasti aka berbeda, dan saya sudah merasakan euphoria perbedaan tersebut. hehe.
Upacara pelepasan


Perjalanan lengkap -darat, udara, laut-

Jadi, tim memutuskan perjalanan darat naik bis ke bandara, terus dari bandara soekarno-hatta ke bandara sultan Iskandar muda di Aceh perjalanan udara. Terus dari bandara perjalanan darat lagi ke pelabuhan, dan dari pelabuhan ulee lheue ke pelabuhan balohan di sabang naik kapal lambat. Saat itu, sampe bandara soekarno hatta pagi buta dan langsung aja check in terus masuk ruang tunggu dan terus keluar lagi buat nyari sahur, sahur seadanya di bandara dong, tau kan ya bandara harganya gimana. Terus habis itu nunggu gitu sampai pagi jam berapa ya saya agak lupa, sekitar jam Sembilan atau sepuluh gitu, terus perjalanan udara memakan waktu kurang lebih 3 jam. Sampe di banda aceh siang gitu, dan itu puanas buanget. Parah. Tapi alhamdulillah tetep puasa. Terus habis itu ke pelabuhan kan, beli tiket kepal dan nunggu kapal sejam atau dua jam gitu deh buat ke balohan. Terus panas-panas gitu naik kapal, silir sih tapi puanas haha. Perjalanan laut itu memakan waktu 2,5 jam, soalnya pakai kapal lambat, kalau naik kapal cepat gitu bisa cuma sejaman gitu. Dan sampailah di balohan, dijemput dong sama warga jaboi nya, pick up buat barang dan mobil buat kitanya, tapi ada beberapa yang naik di pick up sih, haha.

Sampai di tempat KKN

Perjalanan ke jaboi ga terlalu lama, ga sampai setengah jam, alhamdulillah jalannya aspal dan bagus, hanya saja berkelok-kelok dan tikungannya tajam. Sampai jaboi tu hampir jam enam sore apa ya, dan biasanya kan di jogja buka puasa setengah enam ya, sampai disana jam enam lebih aja masih terang banget dong, haha, buka puasanya hampir jam tujuh gitu ya. Jadi nahan buat buka puasa lebih lama dari biasanya deh.
Ini sore ya, bukan pagi, masih terang banget kan, haha

Di jaboi, tim KKN dibagi terpencar di empat rumah, dua rumah pondokan buat perempuan dan dua rumah pondokan buat laki-laki. Ya, ditempat KKN ku harus dipisah antara tempat perempuan dan laki-laki, namun ada pula tim KKN yang disebar di beberapa pondokan tapi setiap pondokan itu campur perempuan dan laki-laki, ada pula tim KKN yang satu tim itu nginepnya dijadikan di satu tempat semuanya tidur disitu. Ya beda-beda sih tiap tim, soalnya itu juga kesepakatan dengan masyarakat ditempat KKN mau bagaimana. Soalnya beda-beda gitu tiap tempat, ada pula yang cakupannya satu desa aja, tapi ada pula yang beberapa desa, ada yang antar pondokannya jaraknya deket dan jalannya bagus, tapi ada pula yang jarak antar pondokan itu jauh banget dan jalannya masyaAllah. Alhamdulillah di Jaboi jarak antar pondoknya ga terlalu jauh dan jalannya bagus.
Pondokan yang menampungku selama 2 bulan

Beruntungnya sayaa, dari pondokan jalan ga jauh lima menit aja, ketemu pantai dong. Haha. Sebenernya antara gimana gitu awalnya, di Jaboi itu ada panas bumi dan dekat pantai dan dulu saat tsunami Aceh juga terkena dampaknya gitu. Tapi ya Cuma Allah tempat berlindung dan berserah diri. Pantai di jaboi itu berbatu gitu. Ada beberapa spot berpasir sih, tapi ga terlelu banyak. Gapapa, yang penting suara ombak dan anginnya itu lho yang bikin semua aura negative hilang lenyap begitu saja.
Pantai pasi, lima menit jalan dari pondokan
Pantai sebalahnya pasi

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah senyum, salam, sapa dan itu perlu banget agar kedepannya sama warga sana juga akrab. Kan jadi enak. Hehe. Eh tapi ya, cara menyapa di beberapa daerah itu beda-beda gitu, ada yang senyum sambal mengangguk, tapi di daerah lain ada pula nyapa tuh harus yang bersuara keras baru dikatakan menyapa, kalau senyum doang ga bisa dikatakan nyapa. Ya gitu deh, memang beda gitu tiap daerah. Dan setelah itu, baru deh adaptasi dengan orang sana, dengan budaya sana, dengan makanan dan minuman disana, dengan kebiasaan disana. Hal itu penting banget, ya pinter-pinter bawa diri deh kalau jauh di tempat orang gitu.

Dan beruntungnya lagi, DPL tim saya atau dosen lapangannya ikut saat berangkat dong, merasa diperhatiin banget, tapi parah iya baik banget bapaknya emang. Masih muda gitu, antara umur 30-40an deh sepertinya, dosen fisipol, pak ashari. Beberapa hari di awal didampingin gitu kayak ya srawung mohon ijin ke pemerintah setempat sama ke warga sekitar gitu lah. hehe

KKN itu

Ya seperti nama nya deh, kuliah kerja nyata, nyata banget cuyyy. Ya kehidupan ya emang gitu. Apalagi tim saya drama banget juga, haha, dinamikanya hmm, rollercoaster jugaak, orang didalamnya warna warni banget. Ditambah sama warganya yang disana. Yang harus mulai kenal dari awal, harus ngerti bagaimana atmosfer warga disana, mulai dari kenal wajahnya, Namanya, sifatnya, posisinya, pengaruhnya, bahkan ada juga lho politiknya. Gak dipungkiri, apalagi kalau lagi jaman pilkada gitu, beuhh hati-hati aja, harus pinter-pinter milih apa yang jadi ranah kita yang pantas dilakukan sebagai mahasiswa KKN  dan mana yang tidak seharusnya dilakukan. Karena ga nutup mata juga ya balik lagi ke tujuan masing-masing orang milih tempat KKN apa.

Yang dikatakan yang penting membaur sama masyarakat itu ada benernya, bener banget, jadi ciptakanlah kenangan sama warga sana. Kenangan yang paling diinget itu kenangan paling buruk dan paling menyenangkan, jadi ya tinggal pilih kamu mau jadi bagian dari yang mana. Bangun link sama warga disana, siapa tau balik kesana lagi, jadiin keluarga disana berasa keluarga kita juga, jadi enak banget nanti pasti ada aja jalan yang dimudahkan gitu. Ya harus memposisikan diri aja, ada saatnya harus menjalankan program, ada porsi dimana kita punya keluarga juga di pondokan tempat tinggal, gimana ada juga bagaimana kita dipandang sebagai tim dan sebagai individu di masyarakat luas, saat diri kita terhadap tim, saat kita menghadapi diri sendiri. Hehe.

Bagi orang yang udah sering jauh dari orang tua dan dah sering pergi-pergi jauh gitu pasti dah kayak ya biasa gitu, tapi bagi orang yang baru banget keluar dan jauh dari orang tua ya perlu adaptasi yang lebih. Gapapa, life is never ending learning kan ya. Hehe. Dan menurutku jagalah diri, jaga nama baik kamu, nama baik keluargamu, dan nama baik almamatermu. Semoga selalu baik, aamiin.

Selamat mengabdi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini adalah tulisan spontan

Antara Sepeda dan Yogyakarta "bangkitkan (lagi) semangat SEGO SEGAWE"

Review Indomie Goreng “Mie Goreng Aceh”