Postingan

Ini adalah tulisan spontan

Aku sadari, menulis jadi salah satu tempat untuk ibaratnya "mengosongkan ruang penyimpanan yang hampir habis" wkwk, sebenarnya ya otak kita ga akan sehabis itu juga ruangan untuk menyimpannya, sebenarnya (lagi) ada satu sisi pikiranku yang ga setuju juga sama yang aku tulis barusan, karena ada kalanya menulis itu terkadang sakral, ada kalanya juga menulis itu jadi obat, ada kalanya menulis itu random, ada kalanya menulis itu ya karena pingin aja, menulis bisa jadi banyak wujud maknanya, lagi pula makna itu kita sendiri yang menentukannya, kan ? Jadi, yang sekarang ini adalah tulisan tiba-tiba aja, iseng buka blogspot ternyata udah setahun juga ga upload tulisan di sini. Ini adalah tulisan yang gaada perencanaan kerangkanya, ini adalah tulisan spontan (uhuy).  Kadang, setiap mau nulis setelah sekian lama tidak menulis tu mikir "hmm nulis apa ya," dan sebenarnya itu juga yang terpikirkan saat tulisan ini terketik. Saat ini pukul 23.46 WIB, mengetik random dengan mende...

Second year, Anambas !

Gambar
     From this (2017)                                                          To this (2022) Oktober 2017 seorang teman mengirimkan sebuah foto yang memiliki latar belakang tempat di Kabupaten Kepulauan Anambas seperti yang ada di chat pada gambar pertama (from this), dan di chat itu saya membalasnya "jadi pingin ke anambas." Ucapan adalah doa, ya ? Tuhan mengabulkan ucapan tersebut dan mengizinkan saya untuk menginjakkan kaki di Anambas lima tahun kemudian (walaupun berbeda niat yang dikabulkan, niat liburan ternyata diberikan kerja di sini). Februari 2022  pertama kali saya mengijakkan kaki di Anambas, foto kedua (to this) itu adalah foto kejernihan air Anambas yang saya ambil sendiri. Wah, lucu ya bagaimana semesta bekerja di bawah kehendak Yang Maha Kuasa.  Kabupaten Kepulauan Anambas ini t...

Perpisahan dan Berjalan di Dunia Masing-masing

Sampai saat ini, aku masih belum terbiasa dengan perpisahan.  Apa mungkin bisa dikatakan aku terlalu menggenggam erat ? Entahlah, aku tahu hal itu tidak baik. Padahal, perpisahan itu belum tentu selamanya buruk, bisa jadi memang berpisah adalah jalan paling benar dengan lebih sedikit penderitaannya. Tapi aku masih belum bisa terbiasa dengan berpisah. Berpisah yang aku maksud bukan berpisah selamanya dipisahkan dunia ya, karena kalau sudah berbeda dunia itu tidak ada jalan lain lagi untuk kembali.  Kalau misalnya diberikan kesempatan untuk mengulang lagi waktu dan dihadapkan pada hal yang sama dengan waktu itu, bisa jadi aku akan tetap mengambil jalan serupa, berpisah.  Efek pertama perpisahan bagiku dan mungkin juga dirasakan orang lain : Sakit. Padahal kita yang menghendaki perpisahan tersebut, tapi kenapa masih ada rasa sakit ? Bahkan rasa sakit itu tak berlalu begitu saja, seringnya bagiku rasa sakit itu berulang dan kadang masih teringat walaupun sudah berusaha untuk ...

Jarak Antara Pengetahuan dan Perilaku

Disclaimer : tulisan ini hanya sebatas pengetahuan penulis yang terbatas. Ada satu buku yang pernah aku baca dan ada kutipannya begini "there is gap between what you know and how you act" dan "reduce the gap as much as I can in this lifetime" lalu aku terdiam. Ah, iya juga ya, sudah lebih dari seperempat abad aku hidup di dunia, dijejal informasi selama itu. Terbayang sebanyak apa otak ini menerima dan mencerna segala hal yang terllihat, terdengar, tersentuh, tercium, dan terbaca. Belum lagi sekolah dasar enam tahun, menengah pertama tiga tahun, menengah atas tiga tahun, dan kuliah hampir enam tahun, tentu banyak yang aku pelajari di bangku sekolah, tambahan lebih banyak di bangku kehidupan yang gak akan pernah ada habisnya sampai nafas kita berhenti. Bahkan ketika nafas kita berhenti, bisa jadi menjadi pengetahuan baru bagi yang lain.  Semua yang kita tahu pun belum semuanya. Hal yang kita gak tahu belum tentu tidak ada. Ternyata hidup pun masih semisterius itu. Ma...

Perbaikan Trotoar dan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian) di Jalan Sudirman Pekanbaru

Gambar
Terhitung tanggal 3 Januari 2021 aku menginjakkan kaki pertama kali di Kota Pekanbaru, yang ternyata akan menjadi tempat hidup selama setahun lebih sejak tanggal tersebut. Pengalaman tinggal di Pekanbaru selama setahun kemarin memberiku banyak pelajaran, terlebih untuk berdamai dengan keadaan dan lebih peka terhadap sekitar. Banyak yang terjadi dalam setahun, banyak pula hal baru yang aku coba, banyak tempat (ya walaupun ga banyak-banyak banget sih) yang aku kunjungi. Awalnya aku hanya mengira akan berada di Pekanbaru sekitar tiga hingga enam bulan saja. Ternyata diberi kesempatan lebih dari itu. Enam bulan pertama mindset ku masih hanya sementara dan tidak terlalu "merasakan" Pekabaru, karena saat itu aku tidak tau akan sampai kapan menetap di Pekanbaru. Tepat setelah aku pasrah menerka akan sampai kapan di Pekanbaru, aku mulai menikmati Pekanbaru. Menikmati Pekanbaru artinya aku mulai melihat sekitar lebih sadar, sebelumnya memang aku hanya berasa menumpang saja di Pekanba...

(Spoiler Alert) The World of The Married, Rollercoaster of Divorce

Gambar
Drama The World of The Married ini merupakan salah satu drama yang aku tonton On Going, haha, artinya drama ini worth to wait gitu (menurutku lho ya). Awalnya aku gak mau nonton drama ini karena ini tentang perselingkuhan dan pelakor gitu kan, aku takut terlalu emosi yang menguras tenaga gitu kalau nonton. Akhirnya aku memutuskan nonton itu niatnya karena penasaran dan mau ngambil pelajaran apa keputusan yang diambil sama korban yang diselingkuhi itu. Ternyata nonton episode pertama seru juga, DARI EPISODE PERTAMA ALUR DRAMANYA CEPET BANGET CUY, TIPE DRAMA YANG PADAT. Nanti aku share grafik naik turunnya dari episode pertama sampai episode terakhir. Eh, tulisan ini spoiler alert yaa, jadi kalau yang belum nonton dan gamau di spoilerin mending berhenti sampai kalimat ini aja, ok. Oh ya, dan tulisan yang aku buat disini murni pendapatku aja ya nitijen, hehe. Drama ini juga 19+ yaa, jadi yang belum 19 silahkan mundur perlahan. Jadi, di drama ini ada beberapa cerita dari pasangan yang...

Kelam

masih sama seperti terakhir kali aku mengijakkan kaki di tempat itu sekelebat kejadian datang satu persatu memenuhi ruang dada hingga sesak satu-per-satu. perlahan. tiba-tiba saja air mata tumpah ruah di dalam hati setiap sudut, adegan itu terulang lagi dalam memori waktu tak menyurutkan rasa jantung ini tertusuk. apa aku tidak pernah mencoba berdamai dengan semua itu ? oh ribuan kali memulai dan ribuan kali berakhir di tempat yang sama sakit. lagi dan lagi terlalu. tempat itu terlampau sering menjadi saksi bisu kelamnya aku namun tempat itu juga yang memberikan aku nafas jadi, jika ingin bernafas, aku harus bernafas beriringan dengan rasa sakit itu atau, apa rasanya lepas dari semua itu tanpa memiliki nafas ? aku melihat jauh kearah masa itu kelam